Discussions

Jumat, 16 Desember 2016

Kerajinan Batok Kelapa dari Kabupaten Lombok Utara

kerajinan batok kelapa
 Batok kelapa tidak hanya dijual mentah atau dijual setengah jadi dalam bentuk arang. Di tangan-tangan terampil perajin Kabupaten Lombok Utara (KLU) batok dijadikan aneka kerajinan berharga jual tinggi.

Kelompok pemuda Prawira Village, Dusun Prawira, Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, adalah satu yang bereksperimen membuat aneka kerajinan dari limbah batok kelapa. Beberapa kreasi yang berhasil dibuat, seperti piring batok kelapa, kap lampu,
tempat buah, hingga nampan. Selain kerajinan batok, kelompok ini juga membuat produk hulu berbahan kelapa, seperti nata de coco dan minyak goreng.

Salah satu anggota Prawira Village, Erpan Hadi, menyebut usaha kelompok pemuda tersebut mampu eksis hingga saat ini.Kelompok ini memilih bahan baku kelapa, karena memperolehnya sangat mudah.

Mulai dari isi buah kelapa, dibuat olahan nata de coco dan minyak kelapa, daunnya dijadikan atap, dan batoknya menjadi aneka kerajinan tangan.

Salah satu yang dihasilkan dari batok adalah piring. Mungkin tidak bisa digunakan langsung untuk wadah makan, kecuali jika dilapisi. Kebanyakan SKPD Pemda KLU, kerap memanfaatkannya wadah untuk menyajikan permen, buah atau snack.

Piring tersebut tampak unik, karena dibuat dengan bahan baku batok kelapa yang dibentuk menjadi koin kecil kemudian koin-koin tersebut dirangkai hingga membentuk piring yang sempurna. "Kerajinan batok kelapa harganya bervariasi, dari Rp 15 ribu hingga Rp 300 ribu, tergantung tingkat kesulitannya. Paling mahal harganya  petromak atau kap lampu, karena proses pembuatannya juga lama," kata Erpan.

gantungan kunci
Produk ini diterima dengan baik oleh pasar,terutama dari kalangan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke KLU. Kelompok berusaha untuk membuat link pemasaran bekerjasama dengan hotel di Tiga Gili dan seputaran Pemenang serta Tanjung.

Kelompok pemuda juga bekerja sama dengan sejumlah travel agent. Para tamu yang diantar travel agen ke Prawira Village akan diberikan informasi cara pembuatan, mencoba membuat dan membeli kerajinan dengan varian yang lebih beragam.

"Kita masuk dari satu hotel ke hotel lainnya untuk menawarkan produk kita. Alhamdulillah responnya positif. Ke depannya kita minta supaya difasilitasi untuk bekerjasama dengan toko, supermarket atau swalayan yang banyak berada di luar daerah, sehingga akses pasar kita lebih luas,” tandas Erpan Hadi.

Sumber: lombokatraktif